8 Tahun, Seni Theater Hidup Di Ponorogo

Ponorogo – Patut diapresiasi kendati hujan yang deras para pelaku seni theater yang tergabung dalam paguyuban seni theater Ponorogo (PTSP) tampilkan dua drama theater yang treatik. Mereka apik dalam mendalami perannya masing-masing dengan dua cerita “Namaku Slamet” dan “Nyai Ontosoroh”.

Bertempat di Padepokan Reyog, Jl Pramuka 19 A, Ponorogo, Sabtu Malam (15/02/2020) drama kolaborasi lakon pertama dimainkan secara poli monologue dari, Tanah Merah Art Space, Theater sigolo-golo, theater Tintir sempat membuat para penonton yang hadir di Padepokan terhipnotis pada alur cerita.

Mahendra sutradara seni theater mengatakan pada cerita pertama mengangkat konsepsi Bujang Ganong dalam ranah nilai-nilai filsafat budaya Ponorogan.

“Kenapa angkat “Namaku Slamet”, pada akhirnya yang dicari adalah keselamatan. Keselamatan ini, karena tokoh Bujang Ganong, serba bisa dalam tari, seperti atraktifnya, beda dengan tokoh lainnya, dengan stile tari khas sendiri,” kata Mahendra.

Masih lanjut Mahendra, di cerita kedua mengangkat kisah “Nyai Ontosoroh” yang dibawakan Sapu Jagad Squad.

“Di kisah ini, di ambil dari novel Pramoedya Ananta Toer, yang berjudul Bumi Manusia, yang mengisahkan perjuangan seorang wanita dalam mempertahankan haknya sebagai seorang Pribumi yang berusaha menyatukan cinta dua Insan agar bisa diakui sebagai Pribumi,” terangnya.

Sementara itu, dengan semangat para pelaku seni theater, Yuke bagian litbang PTSP mengajak warga masyarakat Ponorogo untuk datang menyaksikan secara langsung di Padepokan Reyog Ponorogo.

“Ini gratis untuk umum, jadi monggo datang merapat,” Imbuhnya.

Sabagai informasi theater yang di gelar per dua bulan ini sudah berlangsung selama 8 tahun. Dan di bulan Februari ini merupakan tampilan pertama ditahun 2020.

“Di tampilan kedua ditahun 2020, nanti Kita bakal gelar di tanggal 11 April 2020, Jam 19:00 WIB,” Pungkas Yuke.

Jadi jangan lewatkan tanggal Dan jam tayangnya ya, sobat fastastis, ayo ke Ponorogo.