Disbudparpora Gelar Wayang Kulit Rutinan Di Padepokan Reyog

Bekerjasama dengan Persatuan Pedalang Indonesia (Pepadi) Kabupaten Ponorogo, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Ponorogo terus berupaya nguri-nguri kesenian wayang kulit. Meski wilayah Ponorogo dinyatakan memasuki level 1 Peraturan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), justru membuat Pepadi dan Disbudparpora super hati-hati dan waspada terhadap ancaman virus Covid19 dan varian barunya yakni Omicron.

Seperti diketahui, sebelum masa pandemi Covid19, pagelaran wayangan rutin tersebut biasa dilaksanakan di Paseban aloon-aloon Kabupaten Ponorogo. Namun sempat dihentikan karena masa pandemi Covid19.

“Meskipun secara konvensional terbuka di Paseban, kita belum berani menyelenggarakan (Di Paseban), karena sangat berpotensi adanya kerumunan,” kata Kepala Bidang Kebudayaan Disbudparpora, Judha Slamet Sarwo Edi, di gedung padepokan Reyog, Jl. Pramuka No 19, Kabupaten Ponorogo, Sabtu (28/01/2022).

Judha mengungkap, hal itu termasuk antisipasi terhadap adanya varian baru virus berbahaya yaitu Omicron yang bisa saja berpotensi menyebar di wilayah bumi Reyog. Oleh karena itu, budaya tetap dijalankan dengan protokol kesehatan yang ketat.

“Yang mana pagelaran ini kita selenggarakan secara indoor di gedung padepokan Reyog Ponorogo, namun bisa disaksikan oleh penonton,” jelasnya.

Judha menambahkan kapasitas penonton wayang kulit disesuaikan dengan Surat Edaran yaitu sebanyak 75 persen dengan ketat Prokes. Namun demikian sebagai langkah safety pihaknya membatasi penonton umum hanya 50 persen dari kapasitas tribun yang ada di padepokan Reyog.

“Meskipun pada level 1 PPKM, protokol kesehatan tetap berjalan dan kita tetap melaksanakan pagelaran wayang kulit semalam suntuk ,” pungkasnya.