Gelar Budaya Digadang Mampu Jadi Magnet Wisatawan

Ponorogo Tourism

Gelar Budaya Digadang Mampu Jadi Magnet Wisatawan

Gelar Budaya dalam rangka memperingati hari jadi Kabupaten Ponorogo cerminkan kehidupan seni dan budaya yang hidup di Ponorogo. Kegiatan tersebut diadakan mulai dari perempatan pasar Legi menuju Jl. HOS Cokroaminoto, Jl. Jend. Soedirman dan berakhir di Paseban Aloon-aloon Ponorogo, Kamis (11/08/2022).

Tak hanya Reog, di wilayah Kabupaten Ponorogo memang sangatlah hidup berbagai kesenian dan budaya yang menjadi hiburan bagi rakyat maupun sajian bagi wisatawan yang berkunjung ke bumi Reog. Hal itu bisa terlihat pada meriahnya Gelar Budaya yang melibatkan berbagai macam kesenian dan budaya, seperti Gajah-gajahan, Kebo-keboan, Unto-untoan dan Jaranan Thek serta Barongsai.

Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengatakan tradisi dan budaya merupakan warisan leluhur yang harus dilestarikan. Dengan di uri-uri bersama sebagai warisan leluhur.

“Kita proyeksikan untuk anak cucu kita,” ucap Kang Bupati.

Dirinya mengungkap selain mengangkat Tari Reog, Kang Giri juga berencana untuk mengakomodasi kesenian dan budaya asli Ponorogo lainnya. Karena, setiap budaya mempunyai nilai yang arif dan adiluhung yang harus dijaga untuk generasi ke depan.

“Agar mempunyai sikap takdim dan bijaksana,” terangnya.

Ia menambahkan optimis Gelar Budaya Daerah mampu menghidupkan ekonomi Ponorogo untuk bangkit dari Pandemi Covid-19 seperti 52 kegiatan Grebeg Suro yang sudah dijalankan lebih dahulu. Dengan paduan kesenian budaya tradisional dan santri.

“Grebeg Suro Ponorogo 2022 mampu menjadi magnet bagi masyarakat baik dari Ponorogo maupun luar daerah untuk datang menyaksikan Grebeg Suro yang sudah dua tahun vakum akibat Pandemi Covid-19,” pungkasnya.

Sebagai informasi, selain beberapa seni dan budaya yang sering kita saksikan masyarakat Ponorogo, dalam acara tersebut juga menampilkan kesenian dari daerah lain seperti dari Boyolali yaitu tari Topeng Ireng dan Sendra Tari Ramayana dari Sragen.

Selanjutnya tari Bregada Prajurit dari Jepara, tari Ken Dedes Murup dari Kabupaten Malang, tari Kethek Ogleng dari Kabupaten Pacitan, tari Kolosal Sabdo Palon Nyo Genggong dari Karanganyar dan tari Payutra oleh Lembaga Dewan Adat Keraton Surakarta.

Share This: