Inilah Mengapa Reog Diusulkan Ke ICH UNESCO Melalui Kategori USL

Judha Slamet Sarwo Edi selaku Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Ponorogo, menegaskan pangajuan Reog Ponorogo ke ICH UNESCO melalui jalur URGENT SAFEGUARDING LIST (USL) sangat penting dilakukan. Hal itu dikatakan Judha pada sidang verikasi di gedung PGRI, Kamis (10/03/2022).

Judha menuturkan perjuangan panjang Reog Ponorogo menuju ICH UNESCO tidak hanya pada tahun 2022 saja. Seperti pada tahun 2018 Reog bahkan harus bersaing dengan gamelan yang juga merupakan bagian dari Reog.

“Kita tidak lolos. Maka kita perjuangkan lagi, namun kini keadaannya berbeda dengan di tahun 2018 yang lalu,” jelasnya.

Judha mengungkap perbedaannya pada tahun 2018 pada saat riset pembuatan naskah akademik Reog dalam kondisi baik-baik saja. Sedangkan ditahun 2022 ini, Reog sedang tidak baik-baik saja karena terhantam pandemi.

“Yang mana Reog tidak normal hidupnya. Disaat pandemi ini, kita tidak bisa tampil. Seniman kehilangan mata pencahariannya,” paparnya.

Senada dengan Judha, Profesor Hamy Wahjunianto selaku ketua Tim Asistensi menyampaikan di UNESCO sendiri ada dua kategori pengusulan, yaitu Representatif List (RL) dan Urgent Safeguarding List (USL). RL sendiri diajukan saat kondisi budaya dan seni sedang baik-baik saja atau sedang eksis.

“USL dalam kondisi darurat. Ketika kami melakukan Riset diluar Ponorogo itu sedang terdampak, pengrajinnya, pembuat slompretnya, jathilnya. Kayak di Jakarta itu, selama pandemi baru satu kali aja pentas,” ungkapnya.

Prof Hamy menambahkan bahkan penampilan yang dimaksud dalam rangka hari ulang tahun paguyuban Reog itu dan bukan dalam rangka pementasan. Hal tersebut juga terjadi di Lampung.

“Pandemi menerpa dunia, termasuk Indonesia termasuk Ponorogo. Sehingga USL arahnya,” pungkasnya.