Pelestari Reog Di Bali Dukung Reog Tercatat Di ICH UNESCO

Sebagai putra asli daerah Kabupaten Ponorogo, Reog tentu menjadi identitas baginya. Seperti Imam Maliki warga asli Sukorejo, Ponorogo, yang bangga dengan Reog dan mendirikan group Reog Sardulo Mbalelo Bali (SMB) bersama-sama dengan timnya.

Kini komunitas Reog SMB cukup dikenal di Bali bahkan sering tampil didepan wisatawan Internasional. Bahkan penari Jathil SMB ada yang asli orang Bali.

“Dimana bumi di pijak, Reog dijunjung,” kata Imam saat ditemui di sekretariat SMB, di Canggu Permai, Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali, Selasa (29/03/2022).

Dengan prinsipnya bersama-sama rekan-rekannya rupanya lingkungan tempat dirinya tinggal sangat mendukung. Akhirnya pada tahun 2017 berdirilah Sardulo Mbalelo Bali.

“Apalagi kalau sedang tampil. Mereka datang berbondong-bondong menyaksikan Reog,” ungkapnya.

Tak hanya didukung masyarakat Bali, Imam dan groupnya bahkan sering diajak kolaborasi dengan kesenian di Bali, seperti Barongsai, Gandrung Banyuwangi, Hadrah dan orang Bali yang memiliki sanggar.

“Bikin cerita kayak Gajah Mada, dengan tujuan mempersatukan dengan yang lain. Selain itu, untuk menghindari jenuh, itu bisa membantu,” paparnya.

Seiring berjalannya waktu, Imam dan kawan-kawannya juga merasakan dampak pandemi Covid19. Tentu hal itu sangat mempengaruhi perform dalam melestarikan Reog di Bali.

“Sebelum Covid, kami 27 kali tampil. Tapi pas Covid tidak bisa tampil maksimal karena terbatas,” jelasnya.

Namun kini angin segar telah mulai tertiup di wilayah Bali dengan adanya kebijakan Pemerintah tentang dibangkitkannya wisata di Bali. Bahkan syukur group SMB bertambah karena Reog Ponorogo diperjuangkan ke ICH UNESCO oleh Pemerintah Kabupaten Ponorogo yang di Komandoi Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko.

“Group SMB sangat mendukung. Dengan harapan hal tersebut bisa sangat membantu pelestarian Reog,” pungkasnya.

Sebagi informasi, di Bali sendiri ada dua group Reog di Bali selain SMB yang sudah mandiri juga ada Singo Mudo dibawah naungan Pawargo Bali.