Blog Details

Dukung Reog, PEPADI Bawa Lakon Reog Ponorogo Gugat

Dukungan agar Reog diprioritaskan pada ICH UNESCO datang dari Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) Ponorogo yang bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Ponorogo. Dengan lakon Reog Ponorogo Gugat, delapan dalang pentaskan wayang di Paseban Aloon-aloon Ponorogo, Sabtu (23/04/2022).

Pementesan tersebut dilaksanakan secara mendadak dan lumayan menyedot perhatian masyarakat yang berkunjung ke lokasi pementasan. Menariknya pada pementasan wayang seluruh dalang dan yogo (pemain gamelan) mengenakan penadon.

Tak hanya itu, wayang jathil dan tarian jathil juga ditampilkan. Tak cukup sampai disitu, kehadiran Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko dan pelawak Jo Klitik juga turut meriahkan Reog Ponorogo Gugat.

Pada kesempatan itu, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengatakan sangat tersanjung dengan apa yang dilakukan oleh PEPADI Ponorogo yang telah memberikan dukungan untuk Reog.

“Karena wayang hari ini luar biasa, manggung tanpa diundang,” katanya.

Kang Bupati Sugiri mengungkap seharusnya beberapa yang diajukan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan dan Teknologi disesuaikan dengan alurnya masing-masing. Misalnya jamu sangat sesuai alurnya diajukan ke WHO (World Health Organization).

“Tempe, setiap hari saya makan tempe. Tempe hampir menjadi makanan pokok saya sehari-hari. Tempe biar ke lembaga PBB namanya FAO (Food and Agriculture Organization),” terangnya.

Sementara itu, Ketua PEPADI Kabupaten Ponorogo, Parwoto, menambahkan pagelaran wayang kali ini inisiatif dari masyarakat yang tergabung pada PEPADI sebagai bentuk dukungan kepada Reog.

“Pagelaran wayang pada malam ini inisiatif dari PEPADI sebagai bentuk dukungan agar Reog diajukan oleh Kemendikbud sebagai Warisan Budaya tak Benda ke UNESCO”, Pungkas Parwoto.

Sebagai informasi pada pagelaran Reog Ponorogo Gugat delapan dalang yang tampil adalah Ki Sento Yitno Carito, Ki Marsudi Bowo Leksono, Ki Sumanto, Ki Yatno Gondo Darsono, Ki Puguh Santoso, Ki Mus Mujiono, Ki Setyo Laksono dan Ki Purbo Sasongko.

Comments are closed