Keunikan Batik Tulis Khas Ponoragan, Motif Reog Dan Burung Merak

Ponorogo Tourism

Keunikan Batik Tulis Khas Ponoragan, Motif Reog Dan Burung Merak

Ponorogo tak mau ketinggalan untuk melestarikan budaya batik dengan mempromosikan corak khas Ponorogo yakni motif Reog dan Burung Merak. tak hanya itu, Pemkab sediakan tempat produksi batik di Gedung Sentra Industri (GSI) bagi para pengrajin batik tulis di Ponorogo.

Pengrajin batik membutuhkan rang lapang untuk menggantung kain mori, bersanding dengan kompor, wajan berisi malam dan canting. Salah seorang pengrajin batik yang memilih beraktivitas rutin di GSI Ponorogo adalah Dian Fajar Riyono.

“Proses pembuatan desain memakan waktu cukup lama. setidaknya perlu 2 minggu sampai sebulan, tergantung kerumitan serta banyaknya motif,” kata Nano, sapaan akrab Dian Fajar Riyono, pada Jum’at (15/12/2023).

Selain proses pembuatan yang cukup memakan waktu, tapi juga kerumitan dalam proses mencanting karena ikon yang sangat khas.

“Ponorogo memiliki corak batik khas Ponoragan yakni motif Reog dan corak burung merak,” imbuhnya.

Proses pengerjaan batik tulis diawali dengan nyungging (membuat pola pada kertas), kemudian njaplak (memindahkan motif di atas kain). Setelah itu pengrajin membuat batasan motif disebut nglowong, lalu melakukan isen-isen dan ngeblok, menutup kain dengan malam.

“Butuh waktu yang lama dan ketlatenan pada tahapan-tahapan ini,” ungkap Nano.

Tak heran jika batik tulis sepanjang 2 meter dibanderol seharga 300 ribu hingga 1 juta rupiah.

Nano menambahkan, harga batik tulis bergantung pada jumlah warnanya. Pasalnya proses pewarnaan itu tak kalah rumit. Setiap warna selesai, kain perlu ditutup ulang sebelum diberi warna lain. Setelah itu, ditus, dilorod, dibilas kemudian yang terakhir dijemur.

Share This: