Ekonomi Kreatif Janggelan Asli Ngrayun

Ponorogo Tourism

Ekonomi Kreatif Janggelan Asli Ngrayun

Selain udara pegunungan yang sejuk dan pemandangan alamanya yang bagus, Desa Selur, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo juga kaya akan hasil pertanian berupa daun Janggelan (Mesona palustris) sebagai bahan baku cincau hitam (Janggelan). Melihat peluang itu, Lucia Widyarini, pengusaha Janggelan sekaligus pemilik Unit Dagang (UD) Rizqi Agung mengolah Janggelan menjadi produk siap saji. Dari karyanya ini, keuntungan tidak hanya untuk UD-nya, melainkan petani dan bahkan desanya turut harum karena banyak prestasi yang diraih atas hasil usahanya tersebut.

Dari pantauan Jurnalis Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga (Disbudparpora), Lucia terlihat sibuk bersama para karyawannya sedang melakukan pengemasan Janggelan untuk di pasarkan. Janggelan yang ia olah menjadi minuman dan makanan ringan tersebut dibuat secara alami dan sehat.

Janggelan yang kaya akan serat itu bisa dinikmati masyarakat dalam sari Janggelan yang dikemas dalam botol dan cup. Untuk mendapatkannya masyarakat bisa datang ke minimarket terdekat.

Lucia, pemilik UD. Rizqi Agung mengatakan, awal ide usahanya saat melihat melimpahnya bahan Janggelan (Mesona Palustris) yang ada di Ngrayun. Selain itu, bahan baku Janggelan bisa ia dapat dengan harga yang murah.

“Berbekal dengan pengetahuan yang sangat sedikit, karena saat itu ada pelatihan pembuatan jelly. Akhirnya bersama suami, memutuskan untuk membuat minuman sari Janggelan ini,” katanya kepada Jurnalis Disbudparpora di kediamannya, Senin (02/05/2021).

Namun demikian, perjalanan usaha yang ia geluti bersama keluarganya itu tidaklah semudah menulis diatas kertas. Tak cukup pelatihan ia pun mencoba mengikuti pelatihan-pelatihan yang ada. Selanjutnya dalam proses pembuatan juga banyak mengalami lika-liku penyempurnaan produk.

“Masih rasanya belum enak, kurang pas dan sebagainya. Tapi kami selalu minta saran dan kritik dari konsumen,” ulasnya.

Sampai akhirnya, minuman botol dan cup yang kini dikerjakan oleh 36 karyawan asli warga Selur sukses diminati oleh pasaran dan usahanya mendapat banyak penghargaan baik dari pemerintah maupun swasta. Bahkan, kini ia berinovasi menciptakan stik cincau hitam.

“Mencoba-mencoba terus, meskipun dalam mencoba kan ibaratnya tentunya tidak langsung jadi. Ya itu, dari tahap ke tahap sampai terbentuk seperti itu,” jelasnya.

Lucia mengungkap demi membantu petani, ia juga rela membeli bahan Janggelan dari petani dengan harga dua kali lipat. Tentu hal itu sangat menguntungkan para petani Janggelan.

“Misalnya dipasaran 3000, saya beli 7500,” ungkapnya.

Ia menambahkan dari hasil usahanya ini, selain keuntungan untuk petani dan para karyawannya, banyak perhargaan yang diaraih. Bahkan sering kali diminta menjadi pemateri dalam pelatihan UMKM.

“Sejak berdiri, kemudian pada tahun 2013, mengikuti seleksi UMKM di Tingkat Jawa Timur Alhamdulillah juara 3. Tahun 2014 mengikuti CMA Award Juara 1 dan masih banyak lagi,” pungkasnya.

Share This: