Mendidik Seni Tari Jathil dan Bujang Ganong Melalui Kompetisi Di Era Adaptasi Baru

Ponorogo Tourism

Mendidik Seni Tari Jathil dan Bujang Ganong Melalui Kompetisi Di Era Adaptasi Baru

Ponorogo – Semangat optimisme para pelaku seni dan budaya mulai bergeliat sebagai semangat hari jadi ke Ponorogo ke-524 dan menyambut kesemarakan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia ke-75. Hal itu salah satunya tercermin pada pagelaran perlombaan seni tari jathil dan seni tari bujang ganong yang diselenggarakan sanggar Kartika Puri – Joglo Paju Art Galeri (JOPA) pimpinan Sudirman, yang masyhur sebagai pelestari penari Jathil Lanang (Penari Jathil laki-laki).

Dari pantauan jurnalis Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) gelaran perdana lomba tari yang diadakan Kamis malam, (13/08/2020) berlangsung sangat semarak meski penonton dan peserta terbatas karena harus mematuhi standart protokol kesehatan. Di lokasi acara para juri terlihat mengenakan face sield dan masker. Penonton yang datang pun di wajibkan cuci tangan dan menggunakan masker.

Sudirman Ketua Sanggar Kartika Putri mengatakan gelaran lomba ini diikuti oleh 40 peserta dari dalam dan luar Ponorogo. Perlombaan sendiri diadakan selama 3 hari mulai tanggal 13-15 Agustus 2020.

“Ini pesertanya sangat antusias, terbukti yang ikut tidak hanya dari Kecamatan Kota (Ponorogo) dari kecamatan lain dan bahkan dari luar kota juga ada”, katanya.

Sudirman salah seorang pelestari penari Jhatil Lanang (laki-laki) itu mengungkap lomba itu diadakan untuk memberikan wadah dan berangkat dari keinginannya untuk memberikan wadah dan memotivasi. Hal tersebut dilakukan untuk menumbuhkan kebanggaan kepada para penari Jathil dan Bujang Ganong sebagai seniman Ponorogo, yang harus difasilitasi.

“Dengan adanya lomba seperti ini mereka, satu, akan bisa mengukur dirinya (para peserta lomba) sejauh mana (dalam menari Jathil dan Bujang Ganong),” paparnya.

Namun yang lebih penting, lanjutnya, sebenarnya dari lomba ini ia ingin memberikan pelajaran tentang tarian obyok. Jadi para peserta nantinya akan paham tentang apa obyok itu.

“Kalau kita lihat obyok itu dalam kamus besar bahasa Jawa-Indonesia memiliki arti Jagrungan yaitu tayuban. Jadi obyok atau tayuban itu sering dipakai untuk tari pergaulan laki-laki dan perempuan,” terangnya.

Sementara itu, Aninda Riski Fitriana (15) pelajar kelas X SMAN 3 Ponorogo, salah satu peserta lomba dengan nomor urut 09, mengaku sangat senang ada lomba tersebut. Ia senang karena ada lomba semacam itu meski ditengah pandemi.

“Untuk pengalaman meski nanti tidak menang dan yang penting patuh protokol kesehatan,” imbuhnya.

Hal senada diungkap, Sauqi Fardan Ardan Fadila (11) salah satu peserta lomba tari Bujang Ganong, pelajar kelas 5 SDN 01 Sambit, Ponorogo.

“Senang, bisa ikut senang banget”, imbuhnya.

Tentu apa yang dilakukan adik-adik penari Jathil dan Bujang Ganong tersebut mendapatkan dukungan penuh dari orang tua mereka masing-masing dengan tetap menjaga dan mengawasi anak-anak mereka akan kepatuhan dan kedisiplinan penggunaan protokol kesehatan.

“Semoga wabah cepat berlalu, sehingga kegiatan kesenian-kesenian bisa berjalan lancar,” Pungkas Siti Suprihatin, orang tua salah satu peserta lomba.

Share This:

 

slot server thailand

slot server thailand

20 slot demo gratis

slot gacor

live draw macau

slot server thailand

slot deposit 5000

slot gacor

zeus slot

slot gacor

slot gacor

slot gacor

slot demo

slot deposit 5000 pulsa

magnum life

turnover gambling

pagcor

short deck poker

https://masterslot.win

slot gacor

https://www.creatuforo.com/

https://filsafat.in/

https://krisflyer.vip/

https://hardd.work/

https://abanga.de/

https://juanc.uk/