Peserta Workshop Reyog Obyog Berantusias Tinggi

Ponorogo Tourism

Peserta Workshop Reyog Obyog Berantusias Tinggi

Peserta Workshop Reyog Obyok Jathil Dan Pengendang Reyog Ponorogo yang berasal dari perwakilan 21 Kecamatan yang ada di Kabupaten Ponorogo sangat antusias mengikuti gelaran acara tersebut. Terbukti, mereka sangat fokus dan konsentrasi penuh mempelajari materi yang diberikan oleh para pemateri di Gedung Padepokan Reyog Ponorogo, Jl. Pramuka No 19 A, Sabtu (09/10/2021).

Ridho Kurnianto, Wakil Ketua Satu Yayasan Reyog Ponorogo sebagai pemateri pertama workshop Reyog Obyog mengatakan keantusiasan peserta workshop cukup tinggi karena kebanyakan peserta belum memahami dasar-dasar Reyog Obyog utamanya dari sejarah Reyog yang memasyarakat tersebut.

“Jadi saya kira, selama ini memang Reyog Obyok itu lebih cenderung menampilkan hiburan. Padahal didalamnya syarat dengan nilai-nilai luhur sebagai pembangunan karakter. Nah ini nampaknya belum banyak diketahui oleh para teman-teman seniman Reyog Obyog,” kata Ridho, yang juga salah satu pelestari Reyog Santri.

Ridho yang juga peniliti Reyog Ponorogo dari Universitas Muhammadiyah Ponorogo itu mengungkap keantusiasan peserta juga karena adanya penasaran dan belum mengetahui tentang bagaimana Reyog Obyog yang sebenarnya.

“Yang paling baku itu adalah mereka punya semangat untuk mewarisi seni Reyog ini, dari pilar penari Jathil dan Kendang,” tuturnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Yayasan Reyog Ponorogo, Shodiq Pristiwanto memaparkan dari sisi peserta workshop khususnya Pengendang Reyog, diakui memiliki dasar-dasar. Hal itu karena permintaan dari pihak Yayasan Reyog untuk mengutus perwakilan Pengendang yang sudah memiliki kemampuan dasar memainkan kendang Reyog, bukan yang dari nol.

“Karena waktu kita singkat banget. Dan kendang ini tidak bisa dipelajari dalam sak deg sak nyat (Seketika langsung bisa), itu ngga bisa. Harus punya dasar dulu, ngeplake wes iso (Sudah bisa menabuh kendang Reyog),” tegasnya.

Untuk itu, Shodiq memberikan materi iringan kendang bagi Jathil Obyog. Mulai dari perubahan pemadatan, memperjelaskan pola-pola Kendangan.

“Tujuannya apa? Nanti penarinya sudah kita bikin. Jangan-jangan pengendangnya ini tidak bisa, makanya urutan-urutannya, nanti bisa kita sosialisasikan di Kecamatan itu komplit. Sing ngendang Yowes iso, sing nari yowes iso, dengan demikian gepok tinular di Kecamatan ini juga bisa berjalan. Selain itu, disampaikan di awal tadi, tutorialnya juga sudah ada. Insya Allah kita taktis dalam memberikan metode pelatihan ini, ” paparnya.

Disisi lain, gayung bersambut diungkap para peserta yang sangat senang sekali dengan adanya workshop Reyog Obyog. Disamping sudah lama sekali tidak tampil, mereka juga mendapat ilmu baru pada seni tari Reyog Obyog.

“Semoga kedepannya para penari Jathil dan Pengendang Reyog Obyog Ponorogo bisa lebih baik lagi,” ucap Septiana, penari Jathil perwakilan Kecamatan Sambit.

Hal senada juga dirasakan oleh Rian Akbar Rahmadani, Pengendang Reyog perwakilan Kecamatan Mlarak yang juga merasa sangat bahagia.

“Dengan adanya generasi-generasi baru ini, akan terus maju. Tidak luntur akan budayanya,” pungkasnya.

Share This: