Wisata Religi, Kiai Ageng Umar Shodiq Babadan

Ponorogo Tourism

Wisata Religi, Kiai Ageng Umar Shodiq Babadan

Ponorogo – Masjid dan makam Kiai Ageng Umar Shodiq Babadan, Kabupaten Ponorogo sering sekali dikunjungi penziarah untuk ngalap barokah dari Almarhum Sang Kiai. Almarhum Kiai Ageng Umar Shodiq dikenal seorang alim dan zuhud (lebih mementingkan urusan akhirat ketimbang dunia) dimasa hidupnya. Selain itu, keahlian fiqih dan tafsirnya diakui oleh kalangan alim ulama Ponorogo dan sekitarnya. Lebih sakral lagi Wali ALLAH itu meninggalkan karomah berupa anti keramaian baik acara kesenian maupun budaya.

Di era adaptasi baru ini, makam dan masjid yang terletak di JL Sidoluhur ( Kanan JL Raya Ponorogo – Madiun area Babadan), itu terus mendapat kunjungan. Para pengunjung sementara berasal dari wilayah Ponorogo.

“Kalau sebelum masa pandemi banyak yang dari luar Ponorogo. Alhamdulillah ini sekarang sudah banyak lagi, pasca pembukaan adaptasi baru untuk amaliyah ziarah,” ujar Kiai Zaenal Abidin generasi penerus Alm. Kiai Umar Shodiq saat ditemui di kediamannya, Rabu (05/08/2020).

Zainal Abidin mengungkap Wali ALLAH tersebut sering mendapat kunjungan ziarah dikarenakan semasa hidup Alm. Kiai Umar Sodiq benar-benar menjadi seorang yang Qona’ah (sikap menerima segala apa yang diberikan oleh ALLAH ) dan zuhud dalam menyebarkan agama islam.

“Hal itu terbukti dengan Beliau yang tidak suka keramaian. Sampai sekarang kalau warga mengadakan acara keramaian itu biasanya akan tertimpa musibah. Namun hanya di kawasan sini (Lingkungan sekitaran Makam dan Masjid serta di sepanjang JL Sidoluhur berbatasan dengan sungai di wilayah utara desa Babadan),” jelasnya.

Yi, Zaenal sapaan akrabnya melanjutkan, tidak lama ada seorang warga yang merasa sukses kemudian melanggar aturan tidak tertulis itu kemudian terjadi prahara dalam keluarga warga tersebut.

“Tidak lama, malah rusak (terjadi percekcokan dan tidak harmonis) keluarganya. Kita sudah peringatkan,” tegasnya.

Selain itu Kiai Ageng Umar Shodiq juga dikenal selalu mendirikan masjid di lokasi yang pernah ia singgahi. Bahkan masjid yang didirikan ornamen bangunannya sangat persis dengan yang ada di Babadan saat ini.

“Seperti di Desa Tanjungsari, Kecamatan Jenangan, nama masjidnya sama kemudian di Kanten, Babadan dan di Majasem, Madusari Siman,” paparnya.

Sementara itu Ispani Wiyono ketua Ta’mir Masjid Kiai Ageng Umar Shodiq menambahkan makam Kiai Ageng Umar Shodiq sebelum tulisan terhapus terpampang tahun di batu nisan yakni tahun 1681.

“Makam sendiri dua kali di Pugar, yang pertama saya agak lupa tahunnya yang kedua pemugaran dibantu Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni dan diresmikan 31 Mei 2018,” Pungkasnya.

Share This: