Festival Dalang Bocah Kabupaten Ponorogo Jadi Ajang Pemanasan dan Pengingat Akan Perlunya Regenerasi

Ponorogo Tourism

Festival Dalang Bocah Kabupaten Ponorogo Jadi Ajang Pemanasan dan Pengingat Akan Perlunya Regenerasi

Wakil Bupati Ponorogo, Sudjarno, Kepala Dinas Pariwisata, Lilik Slamet Raharjo, dan Ketua Pepadi Ponorogo, Sindu Parwoto, berfoto bersama perwakilan peserta saat pembukaan Festival Dalang Bocah se-Kabupaten Ponorogo, Senin (17/6) pagi.

Ponorogo – Potensi kebudayaan Ponorogo memang tak hanya seni reyog. Di dunia pewayangan, Ponorogo memiliki citra yang cukup baik di tengah masyarakat pecinta pewayangan Indonesia. Menurut Pepadi (Pengurus Persatuan Pedalangan Indonesia) Ponorogo, tidak ada kabupaten/kota lain di Indonesia yang memiliki agenda rutin pentas wayang kulit bulanan sebagaimana dilakukan Kabupaten Ponorogo.

Selain itu, Ponorogo juga dikenal memiliki kiprah yang baik di bidang pembibitan seniman pedalangan. Hal tersebut terbukti dengan rutinnya Ponorogo menempatkan utusannya menjadi penyaji terbaik dalam Festival Dalang Bocah Provinsi Jawa Timur, serta seringnya Ponorogo menggelar lomba karawitan dan mocopat pelajar setiap tahunnya.

Sejumlah fakta menarik itu menjadi spirit Ponorogo untuk menggelar Festival Dalang Bocah se-Kabupaten Ponorogo untuk yang pertama kalinya di tahun 2019 ini. Event lomba yang diselenggarakan pada Senin (17/6) pagi hingga malam di Gedung Kesenian/Padhepokan Reyog ini sekaligus menjadi ajang pemanasan menjelang gelaran event utama Festival Dalang Bocah tingkat Provinsi Jawa Timur, awal Juli mendatang. Dalam perlombaan ini, sebanyak 13 peserta dalang bocah perwakilan sekolah maupun kecamatan berpartisipasi. Antusiasme yang baik terhadap event tersebut tak luput dari perhatian Wakil Bupati Ponorogo yang turut hadir bersama Kepala Dinas Pariwisata untuk membuka acara.

Para peserta lomba menunjukkan kebolehan mereka memainkan satu fragmen lakon pewayangan dengan durasi maksimal satu jam. Aksi para peserta dinilai langsung oleh tiga orang anggota dewan pengamat dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Ketiganya yaitu Cahyo Kuntadi dan Dwi Suryanto, dosen Prodi Pedalangan, serta Wija Seno, mahasiswa pasca-sarjana Pedalangan ISI Surakarta. Mengingat proses penampilan yang cukup memakan waktu, tak heran pelaksanaan lomba pun berlangsung mulai pagi hingga larut malam.

Penampilan salah satu peserta dalang bocah yang pentas pada sore hari.

Apresiasi dan Pesan Regenerasi Dunia Pedalangan

Sejumlah catatan impresif Ponorogo dalam mengukir prestasi di dunia pedalangan khususnya pembibitan seniman, mendapat apresiasi dari dewan pengamat lomba. Dwi Suryanto menyatakan bahwa wilayah Jawa Timur khususnya daerah mataraman memiliki masa depan cerah di dunia pedalangan. Ia menyebut mayoritas mahasiswa Prodi Pedalangan ISI Surakarta berasal dari Jawa Timur. “Saya membayangkan, gek-gek beberapa tahun yang akan datang pancer (pusat) dunia pedalangan itu akan bergeser ke Jawa Timur”, ucap Dwi Suryanto saat menyampaikan evaluasi dan rekomendasi dewan pengamat disambut tepuk tangan penonton.

Lebih jauh Dwi Suryanto juga memperingatkan akan adanya satu hal yang tampaknya luput dari perhatian. “Yang mungkin kita lupa adalah bahwa kita juga harus mulai regenerasi penonton”, ungkapnya. Menurutnya, jika tidak ada upaya untuk meregenerasi penonton pentas wayang kulit, maka kemunculan dalang-dalang bocah tersebut akan menjadi sia-sia. “Monggo ini kita pikirkan bersama bagaimana agar dengan adanya dalang-dalang anak-anak ini juga harus bisa mulai menghadirkan penonton anak-anak yang kelak akan meramaikan terus pertunjukan wayang kulit di masa depan”, pungkas pria asal Palembang ini.

Utusan SDN Karangan Kecamatan Badegan Raih Ranking Teratas

Dari total 13 peserta terdaftar dan sebanyak dua peserta mengundurkan diri, dewan pengamat Festival Dalang Bocah se-Kabupaten Ponorogo menentukan ranking teratas diraih oleh Faishal Wahayu, siswa SDN Karangan Kecamatan Badegan. Adapun daftar ranking lengkapnya sebagai berikut:

  1. FAISHAL WAHAYU R – SDN KARANGAN, BADEGAN
  2. TYO SURYA PRATAMA – SMPN 1 KAUMAN
  3. FARHAN BARA AZIZ – SMPN 1 PONOROGO
  4. AZWAR HAFIZ AF – SDN 4 BEDHI KULON
  5. HAFIZ NARESTAMA – SMPN 2 BALONG
  6. SATRIYA NARENDRA – SMPN 1 SLAHUNG
  7. ABI ZAM-ZAM KJ – SDIT QURROTA A’YUN
  8. ANDREA FRINGSVLERA – SDN JANTI, SLAHUNG
  9. MUHAMAD FATIH ASEGAF – SDN 1 MANGKUJAYAN
  10. GIUSTI NAUFAL LUTFI – SMPN 1 PONOROGO
  11. JOSH HAFIZ (PENYAJI DALANG BERBAKAT) – SMPN 1 PONOROGO

Para peserta dan pemenang berfoto bersama jajaran pejabat Dinas Pariwisata, Pepadi Ponorogo, serta Dewan Pengamat usai pengumuman kejuaraan.

Ketua Pepadi Ponorogo, Sindu Parwoto, menyampaikan harapan dari gelaran Festival Dalang Bocah se-Kabupaten Ponorogo yang pertama ini. Menurutnya ini menjadi pemanasan yang tepat untuk menyongsong event utama Festival Dalang Bocah tingkat Provinsi Jawa Timur, Juli mendatang. “Ya tentu saja sebagai tuan rumah nantinya, diharapkan Ponorogo nanti juga dapat kembali menorehkan prestasi terbaik masuk diantara lima penyaji terbaik Festival Dalang Bocah tingkat provinsi. Dengan harapan juga kemudian bisa mewakili Jawa Timur di tingkat nasional”, tegas Sindu.

Selain itu pihaknya juga berharap dengan dua Festival Dalang Bocah yang dihelat di Ponorogo dapat memicu dan memacu perhatian, kepedulian, dan kecintaan masyarakat Ponorogo khususnya untuk terus melestarikan seni wayang kulit, kini hingga nanti. – NM

Share This: