Meriahnya Sokosewu Festival 2018, Bersih Desa Peringati Perjuangan Pangeran Diponegoro

Ponorogo Tourism

Meriahnya Sokosewu Festival 2018, Bersih Desa Peringati Perjuangan Pangeran Diponegoro

Penampilan unik salah satu kelompok karnaval anak-anak dalam Kirab Budaya Sokosewu Festival 2018, Minggu (12/8).

Sukorejo – Gelaran bersih desa di Desa Sukorejo, Kecamatan Sukorejo, Ponorogo, mungkin sedikit berbeda dari peringatan serupa di desa-desa lain. Pasalnya, bersih desa Sukorejo digelar sekaligus untuk memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia. Untuk kali kedua, Pemerintah dan masyarakat Desa Sukorejo menggelar Sokosewu Festival. Sokosewu sendiri merupakan taman atau ruang terbuka hijau milik Desa Sukorejo, yang berisi ribuan pohon Asoka atau Soko dalam bahasa Jawa.

Rangkaian event Sokosewu Festival telah dimulai sejak 4 Agustus dan berakhir pada 13 Agustus 2018. Berbagai acara diselenggarakan, mulai Turnamen Bola Voli, Lomba Karaoke, Lomba Senik Tektur, Lomba Kesemarakan antar-RT, Lomba Pembuatan Tumpeng, Kirab Budaya dan Pentas Seni, serta Istighosah. Seluruh event digelar secara terpusat di dua tempat yaitu Balai Desa Sukorejo dan Taman Sokosewu.

Kirab Budaya juga diikuti oleh kelompok kreatif dari masing-masing RT di Desa Sukorejo. Kreativitas tampilan mereka diperlombakan dalam event ini.

Puncak Sokosewu Festival jatuh pada Minggu (12/8) dengan digelarnya Kirab Budaya yang berlangsung siang hingga petang, dan Pentas Seni pada malam harinya. Ribuan pengunjung baik dari sekitar Kecamatan Sukorejo maupun dari wilayah Ponorogo lainnya memenuhi jalur rute Kirab Budaya yang berangkat dari Balai Desa Sukorejo menuju Taman Sokosewu. Kontingen kirab yang merupakan kelompok kreativitas dari masing-masing RT beradu kebolehan menampilkan tontonan yang menarik bagi para pengunjung.

“Event ini merupakan rangkaian bersih desa sebagai wujud syukur kami kepada Tuhan Yang Maha Esa, juga menyambut HUT RI ke-73. Tempat ini (taman Sokosewu) merupakan tempat yang bersejarah dalam perjuangan Pangeran Diponegoro, dimana ia bersama pasukannya pernah singgah disini”, jelas Kepala Desa Sukorejo, Supriyanto. Menurut cerita yang diyakini masyarakat setempat, Pangeran Diponegoro dalam perjuangannya melawan penjajah Kolonial Belanda kerap berpindah tempat. Salahsatu yang disinggahi ialah hutan Sokosewu tersebut.

Kepala Desa Sukorejo, Supriyanto, memerankan sosok Pangeran Diponegoro, yang dikisahkan pernah singgah bersama pasukannya di hutan Sokosewu.

“Harapan saya ke depan, dengan adanya event ini, Sokosewu dapat menjadi salah satu destinasi wisata di Kabupaten Ponorogo”, ucap Supriyanto.

Rombongan pasukan berkuda pengawal sosok Pangeran Diponegoro yang diperankan oleh Kades Supriyanto pun mendapat atensi paling besar dari penonton. Rombongan tersebut dikawal oleh puluhan perempuan dan ibu-ibu desa yang membawa puluhan tumpeng, serta diiringi oleh enam orang Senduk Ponorogo di barisan terdepan. Kehadiran para duta wisata Kabupaten Ponorogo tersebut pun tak ayal membuat penonton semakin antusias.

Rombongan inti kirab tiba di taman Sokosewu diiringi enam orang Senduk Ponorogo, sesaat sebelum memulai ritual Sokosewu.

Senduk Insira, Senduk Ponorogo 2018 mengaku sangat terkesan dengan event tersebut. Menurutnya, meriahnya event tersebut tak lepas dari kontribusi dan partisipasi aktif yang ditunjukkan oleh masyarakat dan pengisi acara. Ia pun mengapresiasi event Sokosewu Festival yang berusaha melestarikan dan menyampaikan nilai-nilai budaya lokal yang masih dijunjung tinggi di Desa Sukorejo.

“Saya berharap event ini bisa berkontribusi dengan baik terhadap pariwisata Kabupaten Ponorogo, sehingga dapat menarik minat lebih banyak pengunjung untuk datang ke Ponorogo”, pungkas Insira. – NM

 

LIHAT MOMEN-MOMEN SOKOSEWU FESTIAL 2018, klik disini

Share This: