Ponorogo Menuju Jejaring Kota Kreatif UNESCO

Ponorogo Tourism

Ponorogo Menuju Jejaring Kota Kreatif UNESCO

Selain memperjuangkan Reog Ponorogo terdaftar di ICH UNESCO, Pemerintah Kabupaten Ponorogo juga tengah berjuang untuk menuju UNESCO Creative Cities Network (UCCN) / Jejaring Kota Kreatif UNESCO. Namun sebelum itu, Kabupaten Ponorogo harus bersaing dengan 14 Kabupaten/Kota yang ada di Indonesia untuk mengikuti uji petik Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PMK3I) di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia.

Dalam mempersiapkan hal tersebut, karena tujuan dari Jejaring Kota Kreatif UNESCO adalah membuat jaringan kerja sama yang memiliki tujuan umum untuk menempatkan kreatifitas dan industri budaya sebagai rencana pembangunan di tingkat lokal dan bekerja sama secara aktif di tingkat internasional. Maka Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Ponorogo tengah bekerja keras bersama komunitas seniman, budayawan dan pelaku industri ekonomi kreatif serta elemen-elemen terkait yang ada di Bumi Reog untuk dapat memenuhi kriteria borang uji petik yang akan dilaksanakan oleh Tim PMK3I.

Judha Slamet Sarwo Edi selaku Kepala Dinas Disbudparpora Kabupaten Ponorogo mengatakan dalam upaya menuju UCCN, Ponorogo harus terdaftar terlebih dahulu di PMK3I Kemenparekraf. Oleh karenanya, menjelang uji petik dari Tim PMK3I pihaknya harus menginventarisasi kegiatan-kegiatan yang mendukung terhadap penilaian itu.

“Penilaian akan dilakukan oleh Tim dari Kemenparekraf yang mana kita akan segera mengajukan permohonan uji petik kepada Kemenparekraf,” katanya, saat menghadiri pagelaran wayang kulit, Safari Seni dan Budaya dalam rangka hari ulang tahun (HUT) Aliansi Seniman Nusantara (Setara) di Joglo Paju Art Gallery, Kelurahan Paju, Selasa (22/03/2022).

Judha mengungkap untuk tindak lanjut dari pengajuan itu, nantinya Tim PMK3I dari Kemenparekraf akan datang ke Ponorogo untuk melaksanakan penilaian secara langsung. Oleh karena itu event-event kreatif seperti yang diadakan SETARA secara safari dari daerah ke daerah. Dan kebetulan tahun ini digelar di Ponorogo, tentu membawa nilai positif untuk persiapan Ponorogo sebagai Kabupaten / Kota Kreatif Indonesia.

“JOPA ini kan sasana dari Sanggar Kartika Puri, harapannya ditempat ini merupakan aktualisasi dari komunitas-komunitas atau kelompok-kelompok seniman kreatif yang ada di Ponorogo dan bertautan dengan pengembangan ekonomi kreatif dalam hal ini UMKM. Artinya ketika itu ada kegiatan seni budaya disitulah ekonomi kreatif bergeliat sebagai sektor yang strategis dalam peningkatan ekonomi. Tentunya itu akan menghasilkan keuntungan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Ponorogo,” jelasnya.

Judha melanjutkan, apabila dengan adanya event-event industri budaya ini dibarengi dengan tumbuhkembangnya ekonomi kreatif maka akan berdampak pada kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Ponorogo. Namun demikian untuk menjadi Jaringan Kabupaten / Kota Kreatif Indonesia di Kemenparekraf, Ponorogo harus bersaing dengan 14 Kabupaten/Kota sedangkan yang terpilih dari hasil penilaian hanya 5 Kabupaten / Kota.

“Mudah-mudahan Kabupaten Ponorogo dengan adanya uji petik oleh Tim PMK3I, nanti akan terpilih diantara 5 yang di pilih oleh Kemenparekraf,” harapnya.

Ia menegaskan target sasaran penilaian dari tim Kemenparekraf adalah komunitas-komunitas, sanggar-sanggar seni budaya dan sektor ekonomi kreatif yang ada di bumi Reog.

“Bagaimana seniman / masyarakat Ponorogo mempunyai kreatifitas. Bagaimana masyarakat Ponorogo mengembangkan Ekraf (Ekonomi Kreatif) ini bisa membawa kesejahteraan untuk masyarakat Ponorogo,” ujarnya.

Sementara itu, Sudirman pemilik Sanggar Kartika Puri Joglo Paju menyampaikan pihak SETARA memang sudah lama sekali ingin Njagong Budaya di JOPA. Namun karena pandemi Covid19 sempat tertunda.

“Nah ini terlaksana mulai temen-temen dari Tegal, Jogjakarta, Klaten, Boyolali, Pati, Magelang, itu yang dari Jawa Tengah ya. Kemudian temen-temen dari Madiun, Surabaya, Trenggalek, Pacitan, Jember, Tulungagung, Lumajang, Pasuruan itu juga datang,” ucapnya.

Pada pelaksanaan HUT SETARA sendiri Sudirman mengungkap berbagai penampilan seni dan budaya ditampilkan semenjak tanggal 21-23 Maret 2022. Mulai dari Reog, tarian dan Wayang Kulit.

“Untuk wayang kulit malam ini kita tampilkan 6 Dalang. Besok 6 Dalang, jadi dibagi dua dan tetap menggunakan standar protokol kesehatan. Meskipun kondisi sudah tidak semenakutkan seperti dulu,” tegasnya.

Kemudian untuk kegiatan ekonomi kreatif sendiri Sanggar Kartika Puri Joglo Paju merupakan satu-satunya sanggar yang ada di Kabupaten Ponorogo dalam mengawali sebagai sanggar untuk jujugan Wisata. Bahkan pada setiap eventnya Sudirman selalu menggaet UMKM untuk hadir di Sanggarnya dalam rangka promosi produk.

“Mengedepankan antara seni dan ekonomi. Disini ekonomi juga harus tumbuh dan harus bangkit,” imbuhnya.

Selain itu, Sudirman bahkan memiliki mimpi keberadaan sanggarnya juga mampu menghidupkan perekonomian tetangganya. Hal itu sangat mungkin sekali karena apa yang disajikan di sanggar itu sangat syarat dengan seni dan budaya yang lengkap.

“Nah ini pas dengan keinginan Ponorogo, untuk menjadi kota kreatif itu,” pungkas Sudirman.

Share This: