Seniman Tari Peringati HWN Dengan Flashmob

Ponorogo Tourism

Seniman Tari Peringati HWN Dengan Flashmob

Para pelaku seni di Kabupaten Ponorogo turut merayakan Hari Wayang Nasional (HWN). Kali ini, sejumlah penari menari dengan pakaian wayang orang menggelar flashmob seni tari di Jl. HOS Cokroaminoto, Ponorogo, Sabtu (19/11/2021).

Meski dengan waktu yang terbatas dan tetap dalam protokol kesehatan, para penari dari perwakilan dari 36 sanggar tari terlihat sangat memukau perhatian warga Bumi Reyog di ikon wisata baru itu. Ketua panitia kegiatan tersebut, Didik Harianto mengatakan dalam pentas perdana di Jl. HOS Cokroaminoto, pihaknya menampilkan seni khas tari Ponoragan. Dan karena kondisi masih dalam situasi pandemi, maka prokes tetap terapkan.

“Sejumlah pelaku seni memandang bahwa Jln HOS Cokroaminoto sebagai tempat yang prospektif,” ungkapnya.

Sudirman, Ketua Sanggar Seni Kartika Puri Joglo Paju menjelaskan dengan digelarnya flasmob tari tersebut bisa menggugah memori masyarakat Ponorogo bahwa Ponorogo memiliki kesenian yang adiluhung.

“Pagelaran kesenian tari ini untuk memperingati Hari Wayang Nasional, untuk merawat sekaligus melestarikan budaya supaya tidak punah dan menggairahkan kembali minat masyarakat pada seni budaya yang menjadi warisan leluhur bangsa,” tuturnya.

Sudirman berharap seniman bisa menggelar pentas secara rutin di Jl. HOS Cokroaminoto. Ia juga yakin, selain nguri – nguri budaya, berbagai pentas seni dapat berdampak positif bagi perekonomian dan pariwisata di Kabupaten Ponorogo.

“Jl. HOS Cokroaminoto ini sangat menguntungkan. Kalau dalam hal budaya misalnya saya punya ide, setiap selapan atau 35 hari, kita adakan perform, kita gandeng teman-teman seniman dari eks-Karesidenan Madiun. Mereka pasti datang beserta massa, kemudian massa tersebut pasti akan belanja disekitar sini, hal ini harus kita manfaatkan, fasilitas ini bagus, saya fikir tidak setiap kota ada.

“Ini jika kita lakukan secara rutin, pasti kita punya potensi wisata yang bagus. Dari berbagai pentas kesenian, bisa dari seni tari, seni teater, seni rupa, ataupun seni lainnya,” kata Sudirman.

Senada dengan Didik, Sudirman kembali menegaskan karena dalam masa pandemi, dalam acara flashmob prokes tetap diterapkan dan pertunjukan dibatasi dengan hanya menampilkan cuplikan tari. Para seniman mengaku gembira karena mendapat kesempatan untuk tampil di depan publik kembali walaupun masih dalam suasana yang serba terbatas.

“Sebetulnya, kalau di sanggar kami, setiap bulan tetap kita gelar pertunjukan walaupun ada pandemi, tapi pertunjukan tertutup dengan prokes. Pandemi memang berdampak pada seniman, tapi kita tidak boleh diam, harus tetap berkarya. Pentas bisa kita batasi, bisa secara virtual, jangan vakum dan stagnan serta harus inovatif dan kreatif, seniman harus tetap bergerak dan berkarya,” pungkasnya.

Share This: