Workshop Fotografi Bersama Yuyung Abdi Ungkap Warisan Budaya Ponorogo Mampu Mendunia Melalui Karya Visual

Ponorogo Tourism

Workshop Fotografi Bersama Yuyung Abdi Ungkap Warisan Budaya Ponorogo Mampu Mendunia Melalui Karya Visual

Para peserta Workshop Fotografi berfoto bersama pemateri dan segenap jajaran Dinas Pariwisata Ponorogo, pada Sabtu (23/2) di PCC Mall.

Ponorogo – Pariwisata membutuhkan berbagai materi visual yang menarik. Salah satu kebutuhan visual utama bagi promosi pariwisata ialah foto-foto yang berkualitas. Untuk itulah, Dinas Pariwisata Ponorogo melalui Bidang Promosi dan Pengembangan Produk menggelar workshop fotografi yang juga menjadi salah satu event di dalam Kalender Pariwisata Ponorogo 2019. Acara pelatihan yang diselenggarakan di Ponorogo City Center (PCC Mall) tersebut menghadirkan pemateri fotografer senior Jawa Pos, Yuyung Abdi.

Turut hadir dalam event tersebut Kepala Dinas Pariwisata, Lilik Slamet Raharjo, Sekretaris Dinas Pariwisata, Luqman Wahidi, Kepala Bidang Promosi & Pengembangan Produk, Farida Nuraini beserta seluruh jajaran. Sebanyak lebih dari 70 orang peserta dari berbagai latar belakang dan asal daerah rela hadir untuk menggali ilmu dari seorang fotografer dan jurnalis senior yang juga merupakan pengajar di Universitas Airlangga Surabaya tersebut.

Dalam sambutannya membuka acara, Kadispar Lilik Slamet Raharjo, menyatakan harapannya agar kehadiran Yuyung Abdi pada acara workshop tersebut dapat menularkan ilmu kepada para peserta yang didominasi oleh generasi milenial Ponorogo. “Saya berharap ke depan akan muncul semakin banyak para fotografer dan videografer handal yang peduli dan juga memiliki semangat untuk turut mengangkat berbagai keindahan yang dimiliki oleh Ponorogo”, ungkap Kadispar.

Fotografer senior Jawa Pos, Yuyung Abdi, menjadi pemateri pada Workshop Fotografi Tahun Wisata Ponorogo 2019.

Materi yang disampaikan oleh Yuyung Abdi meliputi cukup banyak aspek mulai dari dasar fotografi, tips dan trik memaksimalkan kamera, serta tentu saja strategi dalam memanfaatkan pencahayaan untuk menciptakan potret terhadap objek foto warisan budaya yang menarik. Menurutnya, warisan budaya Ponorogo adalah hal paling potensial untuk menginternasional. Oleh karenanya diperlukan pengetahuan dan kemampuan yang baik untuk memotret warisan budaya Ponorogo agar mampu memikat penikmat foto di dunia.

“Kelas (pertunjukan) Reyog Ponorogo itu menurut saya sudah go international, sehingga harus diikuti oleh kualitas visual yang juga berstandard internasional. Penguatan ini perlu dilakukan dan penting untuk meningkatkan kualitas konten (promosi)”, jelas Yuyung.

Para peserta Workshop Fotografi melakukan praktik pemotretan dengan dibimbing langsung oleh Yuyung Abdi.

Dua pembarong senior, mbah Wondo dan mbah Wandi, menjadi model pemotretan dengan mengenakan topeng barongan.

Tak hanya berbagi ilmu mengenai teknik-teknik dalam dunia fotografi, Yuyung Abdi juga mengajak para peserta untuk tidak hanya menjadi fotografer handal, namun juga memiliki perilaku yang baik. Menurutnya, penting disadari oleh fotografer, terutama ketika dalam peliputan, untuk tetap menghargai fotografer lain serta masyarakat atau penonton yang ada di belakangnya.

Pada workshop ini, Yuyung Abdi juga mengajak para peserta untuk langsung mempraktikkan apa yang telah dipelajari. Sesi pemotretan digelar dengan menghadirkan dua pembarong senior Ponorogo, mbah Wondo dan mbah Wandi, sebagai model foto dengan mengenakan topeng kepala barongan. Dengan acara ini diharapkan mampu membantu menumbuhkan kesadaran akan pentingnya ilmu dan teknik fotografi untuk mampu mengangkat berbagai potensi dan pesona Ponorogo melalui karya visual. – NM

Share This: